Fitur WhatsApp Masa Depan - Sebelumnya Uni Eropa telah memerintahkan WhatsApp agar membuat sebuah sistem agar pengguna smartphone bisa bertukar pesan ke aplikasi lain, mungkin termasuk Telegram Messenger.
WhatsApp hanya salah satu dari layanan milik perusahaan besar lain yang terkena imbas dari peraturan Digital Markets Act (DMA) yang sudah diresmikan oleh European Union beberapa waktu yang lalu.
Selain WA, ada TikTok, Facebook, Instagram, LinkeIn, Google Maps, Google Search, Google Play, App Store, serta YouTube juga akan menjadi gatekeeper.
Aturan baru tersebut menuntut interoperabilitas lintas platform para penyedia layanan yang telah ditunjuk sebagai gatekeeper agar pengguna aplikasi pihak ketiga (iMessage, Telegram, Signal) bisa ngorbol dengan pengguna WhatsApp.
Langkah interoperabilitas pertama akan menyertakan pesan teks, gambar, pesan suara, video, dan file yang dikirim pengguna.
Komunikasi Lintas Platform Dengan WhatsApp
Perlu diketahui, semua tergantung pada apakah messenger lain mau terintegrasi atau tidak. Ini sangat wajar karena ada kekhawatiran bagaimana Meta menjaga pesan tetap aman (karena privasi pada produk Meta adalah mitos).
Baca juga :
WhatsApp menginginkan layanan pesan yang terhubung tetap memakai Signal Protocol yang sama untuk mengenkripsi pesan agar tetap secure.
Ya, kalian tidak salah baca. End-to-end Encryption yang ada pada WhatsApp menggunakan protokol milik Signal Private Messenger yang diciptakan oleh Trevor Perrin and Moxie Marlinspike pada 2013.
Dalam panduannya, layanan pihak ketiga harus menandatangani kontrak dengan Meta sebelum bisa terhubung ke WhatsApp. Detailnya akan meluncur bulan Maret.
Meski begitu, kita masih belum tahu apakah perubahan ini hanya akan berlaku di negara-negara Uni Eropa saja atau berlaku secara menyeluruh ke semua pengguna di berbagai belahan dunia.
Mari kita tunggu akan seperti apa kedepannya. Selanjutnya, kalian mungkin tertarik membaca rekomendasi aplikasi chat paling aman anti sadap.
Posting Komentar